Seni Menjadi Panggilan Jiwa

Rekan-rekan yang senang berkecimpung di dunia seni mungkin tidak begitu mengenal Ruslan Aryandinata. Pria yang menjadi pengisi karikatur editorial di Koran Radar Tasikmalaya tersebut memang lebih terkenal dengan sapaan Leo. Memiliki darah seni dari ayahnya, Leo memiliki pilihan hidup sendiri untuk sepenuhnya bergelut di dunia seni. Baginya, seni adalah jalan hidupnya.

“Ayah dulu pelukis. Sejak kecil, minat seni saya sudah terasa. Waktu itu kelas 3 SD, saya masih ingat selalu semangat setiap hari Sabtu datang, karena hari itu di sekolah ada pelajaran seni. Saya senang semua seni, terutama seni rupa,” katanya ketika ditemui di Da Vinci Art School, Jalan Seladarma, kemarin (2/8).

Leo menceritakan sejak masih duduk di bangku SD, dirinya memang lebih senang pelajaran seni daripada eksak seperti matematika. Karena memiliki bakat seni dalam diri, tidak jarang jika ada pelajaran kesenian terutama seni rupa, Leo seringkali diminta untuk mengerjakan tugas teman-teman di kelas. “Pernah suatu hari, hampir semua teman-teman di kelas minta tugasnya dikerjakan sama saya. Malah, kakak kelas juga suka ada minta dibikinin tugas menggambar,” kenangnya lantas tertawa.

Bagi Leo, seni adalah ruang berekspresi yang telah Tuhan karuniakan. Dikatakan pria kelahiran 18 Agustus 1979, semua orang memiliki taste of art dan suka akan keindahan. Namun dirinya memiliki pilihan untuk terjun sepenuhnya di dunia seni, termasuk menggantungkan hidup di dunia tersebut. “Saya hanya tidak ingin menyia-nyiakan karunia Tuhan yang indah. Seni itu panggilan jiwa. Selama ini saya menjalaninya dengan penuh kegembiraan,” ungkap wakil direktur Da Vinci Art School ini.

Untuk menambah kenalan yang sama-sama menyukai dunia seni, Leo bergabung dengan berbagai komunitas. Diantaranya Komunitas Tasikmalaya Sketchers, Sketsa Langit, Sindikat Kartunis Tasik (Sikarta), Indonesia’s Sketchers, dan Persatuan Kartunis Indonesia. “Manfaatnya sangat banyak. Mulai dari berbagi ilmu, pengalaman, sampai job,” katanya.