TASIK- Seiring dengan implementasi kurikulum 2013 untuk tingkat SD yang hanya berlaku bagi siswa kelas 1, 2, 4, dan 5, beberapa perubahan terjadi. Salah satunya dengan ditambahnya jam mata pelajaran bahasa indonesia dan ditiadakannya mata pelajaran bahasa inggris. Menurut Muhamad Dani, kabid dikdas Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, bahasa inggris hanya menjadi muatan lokal (mulok) saja dimana boleh diajarkan boleh juga tidak.
“Sesuai dengan aturan pusat, Sekolah Dasar punya kebebasan untuk memasukkan bahasa inggris sebagai bagian dari mapel ataupun tidak. Keputusan untuk memasukkan atau tidak mapel tersebut, tergantung pihak sekolah masing-masing,” katanya.
Pada kurikulum 2013, jumlah jam mata pelajaran bahasa Indonesia ditambah. Hal tersebut dikarenakan bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa yang harus dipelajari oleh semua anak.
Terkait perubahan tersebut, Eli Hidayati SPd MPd, guru SDN Cintaraja 1 merespon positif penambahan mata pelajaran bahasa Indonesia. “Agar anak lebih mencintai dan bangga dengan bahasanya sendiri. Kalau mempelajari bahasa inggris bisa lewat ekstrakulikuler atau biasanya tempat les. Karena bagaimanapun bahasa inggris tetap diperlukan agar wawasan anak tentang kebahasaan lebih banyak,” katanya.
Ridwan, orang tua salah satu murid SDN Kahuripan mengungkapkan pembelajaran bahasa inggris mungkin masih terlalu berat untuk anak SD karena terlalu banyak mata pelajaran yang harus dipelajari. “Tapi kalau orang tua yang ingin anaknya bisa bahasa inggris, ikut les justru lebih efektif. Anak yang pertama saya kursuskan bahasa inggris, progressnya lebih cepoat. Dua bulan kursus lebih kelihatan hasilnya,” kata Ridwan.
0 komentar:
Posting Komentar