Seimbangkan Kerja dan Praktik

TASIK- Senang memelihara kucing sejak kecil membuat drh Aceu Siti Maemunah tertarik untuk mendalami ilmu yang mempelajari tentang hewan. Begitu lulus dari SMAN 2 Tasikmalaya tahun 1990, drh Aceu dihadapkan dengan dua pilihan jurusan, yakni peternakan dan kedokteran hewan. Dengan berbagai pertimbangan, dirinya memilih untuk mengambil jurusan kedokteran hewan. “Legalitas profesi jelas, keluarga juga mendukung,” kata lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini kepada Radar ketika ditemui di Tigrie Petshop miliknya, Jalan Cihideung Balong beberapa waktu lalu.

Lulus tahun 1995, drh Aceu pernah bekerja menjadi asisten di salah satu dokter hewan di Jakarta. Dari sana dia banyak belajar dari pengalaman. Mulai dari mempelajari kasus penyakit berbagai hewan dan penanganannya sampai tentang manajemen klinik. Tahun 1999, dirinya memutuskan untuk pulang ke Tasik dan tidak lama kemudian membuka praktik. “Saya buka praktik tahun 2001. Masih house call sambil memperkenalkan diri karena waktu itu memelihara hewan belum menjadi gaya hidup,” katanya.

Berbeda dengan sekarang, kata drh Aceu, para pemelihara hewan tidak hanya memperhatikan peliharaan saat terkena penyakit saja, tetapi juga memperhatikan hal-hal lain seperti kebersihan dan estetika. “Mereka yang berbisnis di bidang ini juga datang ke tempat praktik saya, berkonsultasi, memvaksin sampai mengecek kesuburan hewannya,” kata istri dari Sulyanati SH MSi MKn ini.

Setelah empat tahun beraktivitas dengan membuka praktik, tahun 2005 drh Aceu menjadi PNS. Kini dirinya tercatat sebagai kepala UPTD Rumah Potong Hewan dan Pasar Hewan Kota Tasikmalaya. Memiliki dua pekerjaan membuatnya harus pintar dalam membagi waktu. “Senin sampai jumat setiap pagi sampai sore saya bekerja sebagai PNS. Baru sore sampai malam di tempat praktik. Sabtu dan Minggu full di tempat praktik sampai sore,” jelasnya.

Jika sedang bertugas sebagai PNS, drh Aceu mempercayakan klinik kepada tiga orang asistennya. “Ada adik yang bantu kelola petshop dan grooming,” katanya.