TASIK- Dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP dan SMA dihapuskan karena pembelajarannya dapat diintegrasikan ke semua mata pelajaran. Ade Kurnia SKom, guru TIK SMPN 1 Tasikmalaya mengungkapkan mata pelajaran TIK sebenarnya sangat penting dan tidak boleh dianggap sebagai keterampilan mengoperasikan komputer atau alat TIK lainnya saja, tetapi juga harus dijadikan fondasi dasar untuk generasi di abad ke-21 ini.
“Kalau di SMPN 1 mungkin anak-anaknya sudah akrab dengan gadget seperti laptop, tablet, bahkan smartphone. Sebagian besar sudah mampu mengoperasikan perangkat lunak dasar seperti microsoft word. Yang dikhawatirkan adalah siswa yang kurang akrab dengan fasilitas TIK, kesenjangan pasti akan semakin nampak,” kata Ade ketika ditemui Sabtu (14/9) lalu.
Ade mengungkapkan pelajaran TIK juga sebenarnya tidak hanya mengajarkan tentang bagaimana cara mengoperasikan alat-alat TIK, tetapi juga mengajarkan mengenai aturan dan etika dalam menggunakannya. “Pendidikan bukan sekedar mentransfer ilmu, tapi juga mendidik. Dikatikan dengan mata pelajaran TIK, ketika pelajarannya masih ada dulu, kami sebagai guru TIK juga menerangkan mengenai etika berinternet,” katanya.
Namun karena peraturan sudah diberlakukan, Ade berkewajiban untuk mengikutinya. Sesuai dengan aturan pula kini para guru TIK termasuk dirinya menjadi guru prakarya. “Waktu itu ada pelatihan sekitar seminggu bagi para guru yang bertugas mengajar prakarya. Kami belajar mengenai empat bidang yang ada dalam prakarya seperti pengolahan, kerajinan, rekayasa, dan budidaya,” kata Ade.
Erwin Suryadi, guru TIK SMPN 1 Tasikmalaya yang kini menjadi guru prakarya mengatakan tugas barunya tersebut cukup menantang. “Selain pemberian materi, ada pula praktik. Yang baru-baru ini dikerjakan adalah pembuatan kerajinan dari tanah liat,” katanya.
Dalam pelatihan yang diikuti Erwin beberapa bulan lalu, pelajaran prakarya bisa disesuaikan dengan keadaan alam dan geografis masing-masing daerah. “Dari empat bidang yang ada, kita bisa memilih yang memungkinkan untuk dilakukan. Karena SMPN 1 berasa di kawasan kota, pemilihan materi prakarya lebih ke kerajinan tangan, kalau di daerah yang masih banyak lahan luas dan pertanian rata-rata melakukan budidaya,” kata Erwin.
0 komentar:
Posting Komentar