Sabtu, 01 November 2014

Pria Juga Bisa Eksis di Dapur


Menjamurnya coffee shop maupun kafe yang menawarkan berbagai macam minuman kopi saat ini menjadi sebuah trend. Bagi pecinta kopi, hal tersebut menjadi peluang untuk membuka usaha yang menjanjikan. Namun juga sekaligus menjadi sebuah tantangan tersendiri di tengah persaingan bisnis coffee shop yang semakin menjamur.

Randi Sofyan Sauri, pemilik Indigo Coffee Corner mengungkapkan dirinya lebih dominan merekrut pria untuk menjadi barista dan melakukan pembuatan makanan dan minuman di dapur. “Pria juga bisa eksis di dapur. Untuk sekadar membuat makanan olahan yang ringan, kami juga bisa. Saya pun tidak jarang turun ke dapur kalau lagi banyak pembeli,” katanya.

Pria yang bisa menyajikan makanan dan minuman kini bukan hal tabu lagi. Terlebih kini semakin banyak pria yang unjuk kebolehannya memasak di berbagai chanel di televisi. “Sekarang dapur tidak lagi identik dengan kaum perempuan. Kaum pria juga tidak takut sama minyak, sekadar menggoreng atau mixing coffee saya bisa,” ujar Randi.

Hal senada diungkapkan Romy yang juga seorang barista. Baginya, bekerja di dapur adalah hal menyenangkan sekaligus menantang. Menyenangkan karena bekerja di dapur tidak begitu banyak tekanan, namun sekaligus menantang karena hasil makanan nantinya akan menentukan reputasi.

Kamis, 30 Oktober 2014

Bukan Sekadar Menuangkan Kopi Ke Dalam Gelas


Bagi pecinta kopi, menjadi barista adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Seperti yang dialami Yadi Akbar Permana yang menjadi pembuat dan penyaji kopi atau barista di Indigo Coffee Corner yang berada di Jalan Panyerutan. Sebelum terjun menjadi barista, pria asal Aceh ini termasuk orang yang menggilai minuman kopi terutama kopi hitam. “Saya belajar meracik kopi dari teman dan dari internet. Sampai sekarang saya sudah bisa meracik sekitar 30 minuman,” katanya ketika ditemui, kemarin (30/10).


Kenikmatan minum kopi sudah dilakukannya sejak remaja. Namun saat itu sensasi menikmati kopi sama halnya seperti kebanyakan orang yaitu minum kopi instan atau kopi sachet. Keahlian meracik kopi pun bukan didapatkannya dari kursus melainkan karena diberi kesempatan oleh rekannya sekaligus pemilik Indigo Coffee Corner, Randi Sofyan Sauri. “Ini adalah pekerjaan yang merepresentasikan hobi saya,” kata Akbar.

Awalnya Akbar menganggap meracik kopi adalah hal sepele dimana dirinya tinggal membeli kopi sachet kemudian merobek bungkusnya dan menuangkan ke dalam gelas, terakhir diberi gula, disiram air panas, lalu diaduk. Pemikiran mengenai kopi semakin dimengerti ketika dirinya banyak sharing dengan teman sesama barista. “Belajar tentang seluk beluk kopi, macam-macam kopi, sampai trik-trik menghasilkan kopi yang enak,” katanya.

“Membuat segelas kopi yang nikmat diperlukan teknik khusus. Bukan sebatas menuangkan kopi ke dalam gelas, tetapi suhu sampai proses pengadukan harus dipahami,” kata Akbar.

Dirinya tertarik untuk mendalami pekerjaan yang sangat mengedepankan gaya hidup kalangan urban ini dengan ikut sekolah khusus barista. Namun memang tidak mudah mendapatkannya di daerah. “Saya sih rencananya mau nyari di Jakarta agar skill terasah dan bisa lebih profesional,” ungkapnya.

Rabu, 29 Oktober 2014

Lampu Hias, Menerangi Sekaligus Mempercantik Ruangan


Lampu bukan sekadar alat penerangan biasa, namun juga bisa memberikan nilai artistik suatu hunian. Terlebih, lampu hias yang memiliki inovasi di dalam desainnya. Hal tersebut diungkapkan Ahmad Taufik, Store Manager Ace Hardware Living Plaza Tasikmalaya, Jalan HZ Mustofa.
“Lampu bisa memberikan atmosfer berbeda pada sebuah ruangan. Apalagi kalau memiliki desain unik seperti table lamp, wall lamp, atau standing lamp,” katanya, kemarin (28/10).



Warna cahaya, tingkat keterangan, dan bentuk wadah dari lampu itu bisa memberikan satu nuansa yang berbeda. Ruangan akan terlihat cantik dengan sentuhan cahaya temaram. “Model desainnya macam-macam ada yang vintage, minimalis, klasik, atau desain khas anak-anak dengan warna-warna cerah,” kata Taufik.
Lampu hias sudah mulai dikenal sejak zaman listrik belum ada. Hanya saat itu medianya bukan bohlam, tapi menggunakan lilin. Memilih lampu hias yang tepat untuk diaplikasikan ke dalam satu ruangan bisa dibilang gampang-gampang susah. Ada hal yang membedakan antara penerapan lampu yang mengedepankan fungsinya untuk penerangan dan lampu yang dijadikan dekorasi di dalam rumah.

”Lampu pada umumnya digunakan hanya untuk penerangan. Sementara lampu dekoratif memiliki fungsi ganda, untuk menerangi sekaligus mempercantik ruangan,” katanya.

Taufik menyarankan untuk cermat dalam menentukan lampu hias yang akan digunakan. Misalnya sesuaikan terlebih dahulu antara model lampu dan gaya serta bentuk desain interior ruangan seperti cat dinding dan furnitur. “Kalau datang ke toko, pasti hampir semua jenis lampu menarik. Tapi sebaiknya dalam memilih lampu hias disesuaikan dengan kebutuhan dan desain rumah agar tampak lebih elok dan harmonis,” ujar Taufik.

Ruangan yang seringkali membutuhkan kehadiran lampu hias adalah ruang tidur, ruang tamu, dan ruang keluarga. “Sebagai tempat public service, ruang tamu biasanya mencerminkan kepribadian pemilik rumah. Sebagai pemilik ruamh, jangan ragu untuk selalu menambahkan kreasi cantik di dalamnya. Salah satunya dengan menambahkan lampu hias,” katanya.

Dinner In The Sky di Rooftop Santika


Ingin merasakan sensasi makan dengan pemandangan Kota Tasikmalaya dari atas? Anda bisa menikmati promo lunch and dinner in the sky Hotel Santika berupa makan siang ataupun makan malam di Rooftop lantai 9. Dijelaskan Fitri Sufiatin, GM Secretary Hotel Santika Tasikmalaya, promo tersebut cocok untuk arisan, candle light dinner, ataupun gathering. “Candle light dinner di rooftop bisa menjadi momen yang sangat romantis dengan suguhan pemandangan kelap-kelip lampu se-Kota Tasik dengan pemandangan bird eye’s view dan serasa jauh dari hiruk pikuk kota. Suasana makan sekaligus momen berkualitas bersama pasangan tersebut pun diatur lebih privat,” katanya kepada Radar.




Tidak hanya itu, lunch and dinner in the sky promo juga bisa digunakan untuk menggelar pesta ulang tahun. Dengan kapasitas rata-rata untuk 50 orang, pesta ulang tahun di rooftop tersebut bisa membuat momen menjadi berbeda dari biasa. “Pesta ulang tahun tentu saja merupakan momen spesial yang perayaannya ingin berkesan. Untuk mendapatkan kesan tersebut, tidak jarang yang memilih tempat di luar kota. Padahal di Tasik pun ada, Rooftop Hotel Santika bisa menjadi alternatifnya,” ujar Fitri.

Begitu juga untuk acara gathering bersama rekan kantor atau keluarga. Dengan makan bersama di tempat yang privasinya terjaga dan mengedepankan kepuasan penggunanya memungkinkan rasa kekeluargaan terjalin dengan lebih erat. Bagaimana untuk harganya? “Kami menyediakan paket Rp. 150 ribu perorang baik untuk lunch atau dinner dengan jumlah minimal 25 orang,” kata Fitri.

Evelyn, salah satu klien yang sedang menikmati dinner in the sky mengungkapkan kesannya saat mencoba makan malam dengan menu khas tasik ditambah pemandangan kota Tasik dari atas. “Sejuk dengan angin malam yang sepoi-sepoi. Suasananya cerah, sangat mendukung sekali. Apalagi ada kembang api tadi jadi semakin berkesan,” katanya.

Selasa, 28 Oktober 2014

Romantika Classical Love Song


Alunan alat musik harmonis dan melodis menyatu menghasilkan irama yang sangat romantic dan enak didengar dan. Setiap sebuah lagu selesai dimainkan, riuh tepuk tangan penonton selalu membahana. Itulah konser Classical Love Song yang digelar Symphony Music School (SMS) dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda yang digelar di Foodcourt Samudera, Minggu (26/10) lalu.


Kepler Sianturi, pimpinan Symphony Music School mengungkapkan konser kali ini adalah untuk mempertunjukkan bakat murid-muridnya yang bermain piano, biola, dan vocal. “Dalam dua bulan ini, kita ada tiga konser. Awal Oktober lalu khusus gitar, sekarang piano, biola, dan vokal, Bulan November nanti ada lagi konser yang mempertunjukkan para pemain alat music tiup seperti saxophone, terompet, dan flute,” katanya.

Grace Lesmana, ketua pelaksana Classical Love Song mengungkapkan konser ini bertujuan untuk persiapan ujian pada November mendatang. “Di sini, mental dan rasa percaya diri mereka dilatih. Karena nanti pada saat ujian, mereka diuji bukan oleh gurunya tapi ada tim penguji dari luar kota,” ungkapnya.

Salah satu pemain biola, Alma Neysa Maheltra mengaku senang bisa terlibat dalam konser tersebut. Siswa kelas 4 SDN Perumnas 1 tersebut sudah berlatih biola sejak setahun lalu. “Bermain biola lumayan menantang, apalagi kalau pake vibra,” katanya.

Senin, 27 Oktober 2014

Lampu LED Untuk Green Life Style


Ada beragam jenis lampu yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari lampu neon, pijar, halogen, sampai yang terbaru yakni lampu LED (Light Emitted Diode). “Lampu LED sendiri terkenal dengan daya yang cukup kecil jika dibandingkan dengan lampu bohlam biasa. Sorotan cahayanya fokus dengan jangkauan luas, tetapi tidak membuat mata silau,” kata Ahmad Taufik Store Manager Ace Hardware Living Plaza Tasikmalaya.



Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan listrik pun meningkat. Meningkatnya konsumsi listrik biasanya membuat tagihan listrik menjadi bengkak. Lampu LED bisa menjadi alternatif untuk menekan biaya tagihan listrik. “Sekitar 30 persen tagihan listrik rumah tangga dihabiskan oleh pencahayaan. Lampu LED bisa menghemat pemakaian energi di rumah sampai 80 persen. Dengan begitu, otomatis bisa memangkas biaya,” ujarnya.

Selain hemat energi, lampu LED juga terkenal dengan daya tahannya. Di Ace Hardware, lampu LED bisa bertahan hingga 22 tahun. Untuk satu lampu dibawah 10 watt, jumlah pembayaran listriknya sekitar Rp. 25.100 pertahun dengan asumsi penggunaan 5 jam perhari. “Biasanya orang malas buat ganti lampu apalagi lampu atap. Lampu LED ini bisa jadi solusi. Apalagi lampu LED ini sangat ecofriendly, pantas dipakai bagi Anda yang senang menjalankan green lifestyle,” kata Taufik.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Terlalu Imut Untuk Dimakan


Menjual kue dan roti khas jerman, Berliner Brotfabrik Konditorei juga menjual kue-kue yang didesain dengan bentuk yang imut dan menggemaskan. Salah satunya adalah muffin cake. Dijelaskan Henna Muliana, pemilik Berliner Brotfabrik Konditorei, sekilas muffin mirip dengan cupcake namun ada sedikit perbedaan antara keduanya.


“Sama-sama bisa didekorasi dengan cantik. Muffin lebih cepat dan mudah dibuat. Cara membuatnya tinggal mencampurkan semua bahan kering lalu dicampurkan dengan bahan basah. Kalau cupcake, bahan-bahan yang dimasukkan harus dengan urutan yang tepat,” katanya.

Di Berliner Brotfabrik, muffin dibuat inovatif dengan membelah bagian tengah muffin dan diisi cream. Bagian atasnya pun menarik yakni dengan diberi cream serupa serta topping kupu-kupu dan boneka. “Dibuat imut untuk menarik pelanggan. Kupu-kupu bisa dimakan karena terbuat dari semacam chips yang renyah. Begitu juga dengan boneka. Terbuat dari bubuk kacang yang dibentuk menyerupai boneka,” ujar Henna. “Banyak yang bilang kue ini terlalu imut untuk dimakan,” katanya.

Muffin di Berliner Brotfabrik tersedia dalam rasa vanilla dan cokelat.